AGAMA SEBAGAI MOMOK

Tanpa disadari, kita telah digiring kepada sebuah pemahaman yang telah diskenariokan oleh kelompok tertentu agar memandang agama sebagai momok yang mengancam keutuhan dan keharmonisan kehidupan berbangsa dan bernegara di bumi Nusantara.

Agama telah dikonotasikan sebagai sesuatu yang berbahaya serta potensial menyebabkan tindak kriminal, teror dan serangkaian kegiatan
yang menyebabkan disharmoni dalam kehidupan sosial.
Ini adalah sebuah anomali, sebab agama sesungguhnya merupakan sebuah pandangan hidup yang berisi tentang tata aturan mengenai anjuran dan larangan yang mengarahkan kepada kehidupan yang bermartabat, damai, adil, makmur dan harmonis.

Maka demikian, sesungguhnya kelompok yang melakukan upaya untuk menjauhkan agama dari kehiupan berbangsa dan bernegara, sudah barang tentu adalah mereka yang visi dan misinya tidak sejalan dengan nilai-nilai agama.

Agama membawa kebenaran, mengajak pada kebaikan dan mengutamakan nilai-nilai estetis dalam mengembangkan kehidupan yang lebih beradab dan berbudaya. Jika kebenaran disandingkan dengan kebenaran, maka tentu tidak akan memunculkan masalah. Ketika kebaikan berdampingan dengan kebaikan, keindahan bercampur dengan keindahan, tidak pula akan muncul permasalahan.
Masalah muncul ketika, yang benar bersanding dengan yang salah, baik berdampingan dengan buruk serta indah bercampur dengan jelek.

Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa, orang yang anti pada agama, ingin menjauhkan agama dari kehidupan, maka mereka itu tentu bukanlah kategori orang yang benar, baik dan menginginkan keindahan dalam kehidupan. Mereka itu adalah bagian dari penjahat, perampok dan pembohong masyarakat yang risih dan terganggu dengan kehadiran agama, sehingga agama perlu disingkirkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga visi dan misi yang hendak diraih, dapat berjalan dengan mulus tanpa gangguan apapun terutama dari kelompok agama.

Post a Comment

0 Comments